berikut yang bukan teknik pengolahan limbah padat adalah
Limbahsendiri dapat diolah dengan menggunakan cara penyaringan, filtrasi, atau juga dengan menggunakan teknologi membran yang canggih. Selain itu juga bisa menggunakan proses reduksi sampai oksidasi atau juga bisa dengan menggunakan cara aerob dan anaerob.
1 Suatu benda yang tidak mengandung berbagai jenis bahan yang dapat membahayakan lingkungan sekitar. 2) Hasil buangan dari aktivitas hewan dan tidak dapat mengakibatkan keseimbangan lingkungan berubah. 3) Hasil buangan dari aktivitas manusia atau dari alam yang dapat mengakibatkan keseimbangan lingkungan terganggu.
Berikutini adalah cara mengatasi limbah diantaranya sebagai berikut: Kurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai Batasi penggunaan deterjen Daur ulang barang bekas Hindari penggunaan alat makan sekali pakai Mengolah sampah organik menjadi kompos Membatasi penggunaan pendingin ruangan Hemat dalam penggunaan air
Dibawah ini yang bukan merupakan teknik pengolahan limbah padat yaitu Iklan Jawaban terverifikasi ahli Intansoli Teknik pengolahan limbah padat terbagi atas 1. Penimbunan terbuka Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik.
Penimbunanterbuka Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik. Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme- organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih subur Sanitary landfill
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Dalam setiap kegiatan industri, selain menghasilkan keuntungan berupa produk yang dapat dinikmati, juga mengakibatkan dampak negatif berupa limbah sebagai hasil sisa dari produksi. Adanya limbah yang dihasilkan tentu dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Sehingga perlu pengolahan limbah industri, yang akan dibahas di bawah Limbah Industri Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak industri, baik skala rumahan maupun skala besar. Semakin banyak industri di suatu negara maka peluang untuk mencemari lingkungannya akan semakin besar. Sebab hampir setiap proses industri akan menghasilkan sisa yang disebut sebagai limbah. Limbah-limbah yang dihasilkan bisa berbentuk padat, cair, maupun gas. Sehingga keberadaan limbah sebagai sisa industri harus ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi lingkungan dan makhluk hidup. Pengolahan limbah industri adalah serangkaian metode atau cara untuk mengelola limbah semaksimal mungkin agar limbah yang dihasilkan industri tidak merugikan Limbah IndustriAdapun jenis limbah hasil industri terdiri dari bermacam-macam. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri ini dibagi menjadi empat macam, yaitu limbah padat, cair, gas, dan B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Berikut ini ulasannya 1. Limbah CairLimbah cair adalah limbah yang memiliki bentuk cair sebagai entitas pencemar air. Biasanya oleh industri, limbah cair akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai dan cair ada yang memiliki sifat berbahaya dan dapat dinetralisir secara cepat. Limbah berbahaya terjadi jika limbah tidak dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air, sehingga mencemari lingkungan perairan. Akibatnya ekosistem air menjadi rusak dan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Sedangkan limbah cair yang dapat dinetralisir ialah limbah industri berbentuk cair yang mengalami proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan air agar aman dan tidak mencemari ekosistem air. Contoh limbah cair dari aktivitas industri seperti kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, serta sisa- sisa bahan kimia Limbah PadatSelain limbah cair, terdapat limbah padat. Limbah padat merupakan sisa dari hasil industri yang tidak terpakai lagi dalam bentuk padatan, lumpur maupun bubur. Limbah padat tidak disarankan dibuang ke dalam air karena akan mencemari air dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya akan dibuang di ekosistem daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan mencemari tanah di wilayah tersebut. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah padat agar tidak mencemari dari limbah industri padat antara lain seperti lumpur- lumpur sisa industri, plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, dan lain Limbah GasJenis limbah industri selanjutnya yaitu limbah gas. Limbah gas adalah limbah yang disebabkan oleh sumber alami atau hasil kegiatan manusia berbentuk molekul-molekul gas yang dapat mencemari lingkungan udara. Limbah ini dapat memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah gas agar tidak menyakiti makhluk hidup. Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain Limbah B3 Bahan Berbahaya dan BeracunLimbah B3 adalah sisa dari kegiatan industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun sebab sifatnya, konsentrasinya, atau jumlahnya. Limbah B3 dapat mencemari, merusak, dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan juga makhluk hidup lainnya, secara langsung maupun tidak pengolahan limbah B3 dilakukan secara khusus, mengingat jenis limbah ini merupakan limbah yang berbahaya beresiko dapat merugikan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan B3 ini yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 tersebut. Tujuan pengolahan limbah B3 untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan yang telah tercemar, serta meningkatkan kemampuan dan fungsi dan kualitas Limbah IndustriSalah satu syarat yang harus dimiliki setiap pelaku industri adalah prosedur dalam mengolah limbah. Adapun pengelolaan limbah ini terdapat banyak sekali macamnya sesuai dengan masing-masing jenis limbah. Untuk lebih jelas memahami pengolahan limbah industri akan diulas di bawah ini1. Pengolahan Limbah PadatAgar tidak mencemari lingkungan daratan, maka terdapat beberapa pengelolaan limbah padat antara laina. Penimbunan TerbukaCara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. Sedangkan limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan dapat merusak ekosistem Sanitary LandfillSanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian menimbunnya dengan tanah. Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk agar menghasilkan InsinerasiDalam bahasa Indonesia berarti pembakaran sampah. Insinerasi merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Disebut juga sebagai pengolahan termal karena pengolahan sampah dengan temperatur tinggi. Hasil panas dapat digunakan untuk listrik atau pemanas Membuat kompos padatLimbah padat banyak memiliki sifat organik. Sehingga agar lebih bermanfaat jika diolah menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah atau Daur UlangLimbah padat yang bersifat non organik harus bisa dipilah-pilah kembali agar masih dapat diproses kembali melalui daur ulang menjadi produk olahan baru yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. Contohnya seperti botol plastik atau barang-barang bekas diolah kembali menjadi Pengolahan Limbah CairLimbah cair memiliki penanganan yang berbeda dengan limbah padat, sebab bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair, pengolahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikutPengolahan primer proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Contoh limbah cair yang diolah yaitu polutan minyak dan sekunder proses menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan tersier dengan sifat treatment atau pengolahan Pengolahan Limbah GasSementara, untuk pengelolaan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikutPengolahan limbah B3Mengontrol emisi gas buangMenghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan4. Pengolahan Limbah B3Limbah B3 memiliki sifat sangat berbahaya jika dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, pihak yang mengolah harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut cara pengelolaan limbah B3 diantaranyaMetode pengolahan secara fisika, kimia dan biologiMetode pembuangan limbah B3, terdiri atas sumur dalam/injeksi, kolam penyimpanan, dan beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri tentu harus dibarengi dengan pengelolaan limbah sebagai risiko sebuah industri agar lingkungan dan makhluk hidup tetap lestari dan tidak terganggu.
Seringkali limbah mengandung bahan pencemar yang beracun dan berbahaya. Apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang, maka akan memicu terjadinya pencemaran dan membahayakan lingkungan. Untuk itulah limbah dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Pengolahan limbah umumnya dilakukan sesuai dengan jenis limbah dan volumenya. Terdapat berbagai macam metode-metode yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah. Berikut ini adalah 8 metode pengolahan limbah. 1. AdsorbsiAdsorpsi adalah proses melekatnya molekul atau ion pada permukaan zat padat yang sering disebut dengan adsorben, sedangkan molekul lain yang terserap pada adsorben disebut adsorbat. Prinsip kerja metode adsorpsi didasarkan pada interaksi logam dengan gugus fungsional yang terdapat pada adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks. Terdapat dua jenis mekanisme adsorpsi, yaitu adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Pada adsorpsi fisik, adsorben akan mengikat adsorbat melalui gaya van der waals, sedangkan pada adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia. Proses adsorpsi dapat dikombinasikan dengan proses desorpsi sehingga senyawa tertentu pada limbah yang terbuang dapat dipakai lagi. Metode adsorpsi umumnya digunakan untuk menangani limbah-limbah cair berbahaya yang mengandung logam berat atau limbah zat warna seperti yang terdapat pada limbah penyamakan kulit dan limbah industri Limbah di Perairan2. Pertukaran ionPertukaran ion adalah salah satu metode pemisahan yang digunakan untuk menghilangkan ion-ion yang tidak diinginkan yang terdapat dalam suatu bahan/campuran. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan menggunakan resin penukar ion dimana resin memiliki gugus fungsional yang dapat bertukar dengan ion-ion target. Prosesnya yaitu limbah dalam bentuk cair dilewatkan pada sistem yang berisi resin dimana dalam limbah terdapat pencemar berupa ion-ion yang berinteraksi dengan resin sehingga pencemar tersebut akan berikatan dengan resin dan tertahan dalam sistem. Setelah proses penukaran ion berlangsung, resin akan mengalami kejenuhan sehingga diperlukan proses regenerasi terhadap resin. Regenerasi resin biasanya menggunakan garam NaCl. Resin penukar ion terdiri dari 2 jenis, yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Metode pertukaran ion ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair seperti yang terdapat pada industri migas dan limbah radioaktif. 3. Koagulasi - flokulasiKoagulasi adalah proses destabilisasi partikel koloid yang dilakukan dengan cara penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan. Prinsip kerja metode ini yaitu penambahan koagulan agar terjadi proses destabilisai sehingga partikel-partikel koloid bersatu dan menjadi besar sehingga mudah dipisahkan dari air. Koloid mempunyai ukuran tertentu sehingga gaya tarik menarik antara partikel lebih kecil daripada gaya tolak menolak akibat muatan listrik. Kondisi ini stabil sehingga penggumpalan partikel tidak terjadi dan menyebabkan partikel berada sebagai suspensi. Untuk memaksimalkan proses koagulasi maka perlu dilakukan proses flokulasi agar mempercepat proses penggabungan mikroflok. Flokulasi sendiri didefinisikan sebagai proses pertumbuhan flok dimana partikel koloid terdestabilkan bergabung membentuk flok dengan cara pengadukan lambat. Sebelum dilakukan proses koagulasi biasanya dilakukan jar tes terlebih dahulu untuk menentukan dosis koagulan. Metode ini dapat menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air dan efektif untuk menghilangkan kekeruhan. Metode ini dapat digunakan untuk pengolahan pengolahan air bersih dan pengolahan air limbah seperti pengolahan limbah cair ElektrokoagulasiElektrokoagulasi atau elektroflokulasi merupakan metode pengolahan limbah dengan proses elektrokimia. Berbeda dengan metode koagulasi-flokulasi konvensional yang menambahkan koagulan/flokulan untuk destabilisasi partikel koloid, Prinsip kerja dari metode ini yaitu mengalirkan listrik ke dalam air limbah, sehingga arus menyebabkan ketidakstabilan partikeltersuspensi dalam air limbah. Ketika partikel-partikel tersebut tidak stabil, terjadi gaya tarik-menarik antara ion yang muatannya berlawanan membentuk partikel yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Metode ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair seperti pada limbah cair industri PresipitasiPresipitasi atau pengendapan adalah salah satu metode pemisahan yang dilakukan dengan menambahkan sejumlah zat kimia tertetu untuk untuk mengubah senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut/endapan, sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan atau sedimentasi. Prinsip kerja metode ini yaitu pvnurunan ion logam terlarut melalui penambahan precipitating agent sehingga terbentuk endapan. Metode ini dapat digunakan untuk mengolah limbah cair encer yang mengandung bahan berbahaya untuk diubah menjadi bentuk tak larut seperti pada limbah cair SolidifikasiSolidifikasi adalah salah satu proses pemadatan suatu bahan bahan yang mengandung bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Solidifikasi merupakan metode umum yang digunakan untuk melakukan stabilisasi. Prinsip kerja dari metode ini adalah pengubhan sifat fisik dan kimia limbah berbahaya dengan senyawa pengikat sehingga pergerakan svnyawa b3 dapat dihambat atau terbatasi sehingga menjadi lebih stabil. Metode ini digunakan untuk menangani limbah b3 cair seperti yang trdapat pada tailin tambang emas. 7. Biosand Filter Biosand filter merupakan filtrasi dengan konsep saringan pasir lambat yang khusus didesain untuk skala rumah tangga. Biosand filter sendiri merupakan pengembangan dari slow sand filter yang prosesnya sama dengan saringan pasir lambat dengan cara melewati pasir dalam filter. Prinsip kerja dari biosand filter adalah limbah cair dilewatkan pada filter yang terdapat media pasir halus, pasir kasar, dan kerikil. Kelebihan dari biosand filter adalah adanya penumbuhan biofilm dipermukaan media paling atas yang mampu mendegradasi rasa, bau dan warna. Biosand filter umumnya menggunakan media pasir halus, pasir kasar, kerikil dan penambahan mikroorganisme untuk mendegradasi kandungan organik, dan penambahan karbon aktif sebagai adsorben. Metode ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair yang mengandung senyawa yang tidak ramah lingkungan seperti fosfat dan surfaktan yang terdapat pada limbah industri laundry. 8. Membran UltrafiltrasiMembran merupakan lapisan tipis semipermeabel yang berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Teknologi membran dapat digunakan dalam penyisihan zat-zat organik dalam limbah cair. Membran ultrafiltrasi dapat menahan suspensi koloid dan partikel bakteri. Prinsip dasar pemisahan dengan teknologi membran ultrafiltrasi adalah pemisahan berdasarkan ukuran partikel. Metode ini dapat digunakan untuk menangani limbah cair yang mengandung senyawa organik tinggi seperti limbah industri karet.
Perbedaan Limbah dan Sampah Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi. Jenis limbah di rumah sakit tersebut terdiri dari padat, cair, radioaktif dan gas Kusumanto, 1992 Limbah padat solid waste atau refuse lazim disebut sampah yang dimaksud tidak termasuk human waste Anonim, 1987. Sampah adalah semua zat benda yang timbul dari perbuatan manusia yang dibuang karena tidak digunakan atau diinginkan oleh pemiliknya Saruji, 1985. Apa itu Limbah Padat? Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah padat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Baca Juga Jasa Pengelolaan, Pengolahan, Pemusnahan, dan Pembuangan Limbah Padat Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-1991 yang telah diperbaharui dalam SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, limbah padat adalah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Kemudian berdasarkan pada Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink 1996, limbah padat merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian merupakan sisa/hasil kegiatan manusia, yang berbentuk organik dan anorganik yang dapat membahayakan lingkungan sehingga diperlukan pengelolaan dan pengolahan yang baik. Dapat dihasilkan dari berbagai jenis kegiatan seperti pemukiman, perkantoran, industri, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainnya. Gambar dibawah ini menunjukkan timbulannya di DKI Jakarta pada tahun 2005 yang menunjukkan bahwa penghasil terbesar adalah pemukiman dan perkantoran. Jenis-Jenis Limbah Padat Pengelolaan limbah adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan limbah dan pembuangan akhir atau penimbunan basil pengolahan tersebut. Baca Juga Pembuangan Limbah B3 Padat, Cair & Kimia Berdasarkan komposisinya dibedakan menjadi dua, yaitu Artiningsih, 2008 1. Basah Limbah padat basah merupakan yang berbentuk bahan- bahan organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Proses penguraian akan terjadi bila dibiarkan dalam keadaan basah dan berada pada temperatur optimum sekitar 200-300C. Pada umumnya dimanfaatkan sebagai kompos. Contohnya yaitu sisa makanan, sayuran, kulit buah lunak, dan daun. 2. Kering Merupakan yang berbentuk bahan organik dan anorganik. Pada umumnya tidak cepat terurai mikroorganisme sehingga sulit mengalami pembusukan. Limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk lain yang bermanfaat. Contoh yaitu kertas, plastik, wadah pembungkus makanan atau minuman, kaleng, kayu, logam, dan gelas atau kaca. Tentang Universal Eco Universal Eco adalah perusahaan pengelola limbah yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Misi kami adalah membantu mewujudkan Indonesia bebas limbah dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penerapan ekonomi sirkular bagi bisnis dan industri. Dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, Universal Eco dapat melayani berbagai jenis kebutuhan pengelolaan limbah domestik dan B3 Bahan Beracun & Berbahaya yang bersumber dari area komersil, industri, dan fasilitas layanan kesehatan. Layanan kami adalah Extended Producer Responsibility Daur Ulang Plastik & Kemasan Limbah B3 Pengolahan Limbah B3 Pengolahan Limbah Medis & Farmasi Zero Waste Treatment Secure Data & Destruction Jasa Pengelolaan Oli Bekas & Oil Sludge Bersama Universal Eco mari wujudkan Indonesia bebas limbah. Siap mengelola limbahmu secara bertanggung jawab?
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki di lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah terdiri dari zat atau bahan buangan yang dihasilkan proses produksi industri yang kehadirannya dapat menurunkan kualitas lingkungan. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya Kristanto, 2004. Limbah Cair Limbah dapat dikenali berdasarkan karakteristiknya, adapun karaktiristik limbah adalah sebagai berikut Kristanto, 2004 Berupa partikel dan padatan, baik yang larut maupun yang mengendap, ada yang kasar dan ada yang halus. Berwarna keruh dan suhu tinggi. Mengandung bahan yang berbahaya dan beracun, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, bersifat sebagai oksidator dan reduktor yang kuat, mudah membusuk dan lain-lain. Mungkin dalam jangka waktu singkat tidak akan memberikan pengaruh yang berarti, namun dalam jangka panjang mungkin berakibat fatal terhadap lingkungan. Jenis-jenis Limbah Berdasarkan wujud atau karakteristiknya, limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Kristanto, 2004 sebagai berikut Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan. Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas/asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan dibawa angin sehingga akan memperluas jangkauan pemaparannya. Partikel adalah butiran halus yang mungkin masih terlihat oleh mata telanjang, seperti uap air, debu, asap, fume dan kabut. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur-ulang misalnya plastik, tekstil, potongan logam dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan sumbernya, limbah dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut Zulkifli, 2014 Limbah domestik atau rumah tangga adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk atau rumah tangga dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, gedung perkantoran dan sebagainya. Limbah industri adalah merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri. Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan. Limbah pertambangan adalah limbah pertambangan yang berasal dari kegiatan pertambangan. Limbah pariwisata adalah limbah limbah yang berasal dari sarana transportasi yang membuang limbahnya. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau limbah medis mirip dengan sampah domestik pada umumnya. Berdasarkan sifat kimianya, limbah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut Wardhana, 2004 Limbah organik adalah limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena bahan buangan organik dapat membusuk atau terdegradasi maka akan sangat bijaksana apabila bahan buangan yang meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air. Dengan bertambahnya populasi mikroorganisme di dalam air maka tidak tertutup pula kemungkinannya untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia. Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Bahan anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti TimbalPb, Arsen As, Kadmium Cd, Air raksa Hg, Krom Cr, Nikel Ni, Kalsium Ca, Magnesium Mg, Kobalt Co, dan lain-lain. Dampak dan Efek Limbah Limbah adalah sisa hasil kegiatan produksi yang memiliki dampak dan efek buruk baik terhadap lingkungan maupun kesehatan makhluk hidup. Dampak atau efek yang ditimbulkan dari limbah antara lain adalah sebagai berikut Sugiharto, 1987 a. Gangguan terhadap kesehatan Air limbah sangat berbahaya bagi manusia karena terdapat banyak bakteri pathogen dan dapat menjadi media penular penyakit. Selain itu air limbah juga dapat mengandung bahan beracun, penyebab iritasi, bau, suhu yang tinggi serta bahan yang mudah terbakar. b. Gangguan terhadap kehidupan biotik Banyak zat yang terkandung di dalam air limbah menyebabkan kadar oksigen terlarut dalam air menurun sehingga kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu. Temperatur limbah yang tinggi juga dapat menyebabkan kematian organisme air. Kematian bakteri akan menyebabkan penjernihan air limbah menjadi terhambat dan sukar diuraikan. c. Gangguan terhadap keindahan Limbah yang mengandung ampas, lemak, dan minyak akan menimbulkan bau, wilayah sekitar akan licin oleh minyak, tumpukan ampas yang mengganggu, dan gangguan pemandangan. d. Gangguan terhadap benda Air limbah yang mengandung gas CO2 akan mempercepat proses terbentuknya karat pada benda yang terbuat dari besi dan bangunan. Kadar pH limbah yang terlalu rendah atau tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada benda yang dilaluinya. Lemak pada air limbah akan menyebabkan terjadinya penyumbatan dan membocorkan saluran air limbah. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan material karena biaya perawatan yang semakin besar. Pengolahan Limbah Limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan dan merusak kesehatan makhluk hidup. Berikut ini adalah beberapa cara pengolahan limbah yang dapat dilakukan secara sederhana, antara lain sebagai berikut Notoadmojo, 2007 a. Pengenceran dilution Limbah cair diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian dibuang ke badan air. Semakin bertambahnya penduduk, maka semakin meningkat kegiatan manusia. Artinya, air limbah yang harus dibuang bertambah banyak. Maka, diperlukan air pengenceran yang banyak pula. Oleh sebab itu, cara ini dapat dilakukan pada tempat-tempat yang banyak air permukaannya. b. Kolam Oksidasi oxidation ponds Pada prinsipnya, cara ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Limbah cair dialirkan ke kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu dilapisi apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah terbuka sehingga sirkulasi angin baik. Cara kerjanya ganggang melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga dihasilkan oksigen. Oksigen tersebut digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair. Sebagai hasilnya, nilai BOD akan berkurang sehingga relatif aman bila dibuang ke badanbadan air. c. Irigasi irrigation Limbah cair dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu, limbah cair dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama untuk limbah cair yang berasal dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lainnya dimana kandungan zat organik dan protein cukup tinggi untuk tanaman. Daftar Pustaka Kristianto. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta Andi. Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta Salemba Teknika. Wardhana, Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan Keempat. Yogyakarta Andi. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. Jakarta Universitas Indonesia. Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta.
berikut yang bukan teknik pengolahan limbah padat adalah